Sate Kambing dan Soto Betawi Gudang Seng
Buat penyuka sate terutama sate kambing. Atau sate ayam. Setuju dong ya, kalau daging yang disajiin tebal atau besar itu enak dan bikin kenyang.
Ternyata, sepemikiran juga Ipeh sama Kak Enny. Kalau daging sate yang disajiin gendut-gendut atau ukuran potongannya besar. Lebih enak dan bikin puas saat dimakan.
Nah, kalau mau nyobain sate kambing dan sop kaki kambing sama soto betawi yang sajian dagingnya gendut-gendut, Ipeh rekomendasiin buat coba mampir ke daerah Kalimalang. Lokasinya enggak begitu jauh dari gudang seng kalimalang.
Gudang Seng Kalimalang
Dulu, sebelum ada proyek pembangunan jalan tol sampai pelebaran jalan dan perbaikan jalur di kalimalang.
Gudang Seng Kalimalang yang lokasinya di dekat perempatan Halim, Jakarta. Sering menjadi titik penyebab macet.
Jadi, nama Gudang Seng ini muncul karena keberadaan sebuah gudang yang sudah cukup lama ada. Isinya yaitu tumpukan seng.
Pemilik gudang ini adalah gudang milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Gudang ini dulunya didirikan saat KPUPR di masa lalu, sedang mengadakan proyek pembangunan di sungai kalimalang ini.
Nah, kalau ada proyek gitu kan suka pakai seng. Yang fungsinya untuk menutup lokasi proyek agar enggak dilintasi orang umum, biar enggak terjadi kecelakaan. Karena itu, seng-seng yang sempat digunakan ini akhirnya disimpan di sebuah gudang yang ternyata usianya sudah cukup tua.
Namun, sejak ada proyek pembangunan dan pelebaran jalan di wilayah kalimalang perempatan Halim sampai Bekasi. Gudang seng akhirnya dibongkar.
Di lokasi gudang seng yang lama, saat masih berdiri. Sumber kemacetannya itu karena banyak penyebabnya. Tapi, ada beberapa penyebab yang berasal dari pedagang dan pembeli yang membuka warung di sepanjang sisi gudang seng.
Dulu, pedagang buah di lokasi ini banyak sekali. Enggak hanya buah, ada dua makanan yang khas dan selalu ramai setiap hari di sisi jalan gudang seng ini.
Soto Kudus Gudang Seng dan Soto Betawi Gudang Seng. Tempat makan keduanya ini berdempetan. Bahkan, kalau enggak memperhatikan banget. Bisa-bisa salah masuk warung.
Niatnya mau makan di Soto Betawi malah masuknya ke warung Soto Kudus. Soalnya, bener-bener dempetan tempatnya. Dan lokasi Soto Kudus ini, persisi di bawah pohon tua. Bangunannya aja nempel sama pohonnya.
Banyak banget kenangan yang masih teringat di sepanjang jalan gudang seng. Selain memori tempatnya yang adem banget. Soalnya, masih banyak pohon tua yang rindang. Asik banget kalau lewat daerah sini, pas lagi terik-teriknya. Sebab, saat mulai masuk wilayah gudang seng, pepohonan rindangnya bikin nyess, adem gitu.
Belanja buah dari ujung ke ujung pun bebas. Mau milih pedagang mana aja, bisa. Mau dijadiin parsel juga oke. Cuma, kehadiran pedagang dan pembeli inilah akhirnya suka bikin macet yang panjang sampai daerah Bekasi.
Sekarang, keberadaan gudang seng tinggal kenangan. Kalau lewat kalimalang pun rasanya sering terperangah karena sudah beda banget.
Sate Kambing dan Sop Kaki Kambing
Saat proyek pembangunan jalan tol dan pelebaran jalur kalimalang dimulai. Banyak pedagang yang berada di sisi luar gudang seng akhirnya harus pindah sesegera mungkin.
Termasuk dua warung makan terkenal, Soto Kudus dan Sate Kambing Gudang Seng.
Waktu awal setelah penggusuran dan pelebaran jalan. Ipeh sempat kehilangan jejak pedagang Sate Kambing Gudang Seng ini. Alhamdulillah masih beruntung, karena di tempat bangunan yang sudah dibongkar. Ada tulisan di atas kertas HVS bertuliskan, "Sate Kambing dan Soto Kudus Pindah ke dekat masjid".
Bersyukur banget pas baca tulisan itu. Rasanya bisa menghela napas lega karena enggak kehilangan jekak Sate Kambing Gudang Seng ini.
Jadi, di tempat makan ini enggak hanya menyediakan Sate Kambing aja. Tapi, ada sop kaki kambing juga. Dan kalau Soto Betawi, yang kuahnya kental dan isinya jeroan dicampur kerupuk emping.
Oiya, di sini juga ada sate ayamnya. Bumbu kacangnya enak banget. Kadang Ipeh juga pesan sate kambing tapi bumbunya kacang. Soalnya, rasa gurihnya beda dan bumbunya kental tapi rasanya ringan di lidah.
Review Sate Kambing Dan Soto Betawi Gudang Seng
Kesan pertama saat datang ke tempat ini, panas nan gerah bikin enggak nyaman. Itu saat makanan belum disajiin. Rasanya pengen banget dibungkus aja makanannya terus makan di rumah.
Tapi, pas soto betawinya udah disajiin, lengkap dengan sate kambing sepuluh tusuk serta nasi panas dan minuman jeruk hangat. Rasa bete karena panas dan gerah mendadak buyar.
Soalnya makin gerah karena soto betawinya disajiin masih panas. Tapi, rasa kuah kentalnya yang enggak bikin eneg. Rasa gurihnya yang pas. Dagingnya yang tebel dan gurih. Bikin semua kegerahan itu hilang.
Keunikan dari soto betawinya, kuahnya yang kental ini bukan sekadar campuran santan aja. Tapi, ada aroma mentega wisman yang bikin aromanya makin gurih dan napsu makan kian menjadi.
Tapi, rasa santannya ini beda sepertinya. Ipeh masih menebak-nebak, apakah campuran kuahnya sebenarnya bukan pakai santan, tapi pakai susu plain?
Soalnya, setiap makan soto betawinya ini enggak eneg padahal kuahnya cenderung kental. Dan rasa gurihnya beda sama saat masuk ke perut itu enggak terasa kembung. Ipeh tuh suka kembung kalau makan sesuatu yang kuahnya ads santannya.
Selain soto betawinya yang bisa bikin lupa diri. Sate kambingnya juga beda. Kecapnya ini khas banget, rasanya beda dari kecap bango yang biasa Ipeh rasain. Manisnya beda, tetap kental dan hitamnya pekat.
Selain itu, dagingnya terasa segar, tebal tapi bumbunya meresap banget. Kalau makan sate seporsi ini aja rasa kenyangnya udah nendang banget.
Untuk menu sop kaki kambingnya, kuahnya bening. Tetap enak dan gurih. Sama ada rasa segarnya juga.
Kalau makan di sini, saat datang ke meja pesanan. Kita bisa langsung ambil menu jeroan dari wadah baskomnya. Terus, tinggal kasih ke bapaknya yang berdiri di balik meja.
Setelah itu, kita bisa duduk manis di meja. Sambil menunggu pesanan datang.
Keunikan Pedagangnya
Yang selalu bikin Ipeh merasa wah itu, pedagangnya sama seperti waktu pertama kali makan di tempat yang lama. Sekitar tahun 2005.
Meski, bapak tua kepala botak, yang sering merapikan piring sambil mengantarkan minuman. Tak lagi terlihat saat pindah di tempat baru. Namun, tim pengolah dan bagian yang menghitung total makan masih tetap sama.
Nah, yang unik dan sering bikin gumun atau tercengang itu si Bapak yang bertugas meracik makanan juga menghitung total makanan seporsinya.
Si Bapak ini cukup menghapal wajah dan dia langsung tau pesanan beberapa pelanggan. Padahal ngitungnya setelah kita selesai makan, loh. Itu dia ngingetnya gimana, ya. Serius deh, Ipeh selalu penasaran setiap mau bayar, dia selalu cek muka kita dulu baru ngitung totalnya.
Harga Terjangkau Khas Kaki Lima Tapi Rasa Bintang Lima
Meski daging yang disajiin, baik sate ayam, sate kambing, sop kambing sampai soto betawi ini potongannya besar.
Harga seporsinya masih sangat terjangkau, bahkan cenderung murah. Ipeh bandinginnya juga sama penjual sop kaki kambing dan soto betawi di Bekasi. Yang sama-sama pedagang kaki lima.
Padahal, rasanya tuh konsisten dan enggak pernah berubah. Bahkan, meski pindah tempat pun tetap sama rasanya. Bukan karena faktor ada pohon besar waktu di tempat yang lama.
Soalnya, sempat ada yang cerita kalau rasa enaknya itu karena penunggu pohonnya ikut meracik. Duh, ya netizen di Indonesia kalau bikin cerita suka yang aneh-aneh. Segala penunggu pohon ikut masak, haha.
Untuk yang penasaran nih, sama lokasi Sate Kambing dan Sop Kaki Kambing ini. Tempatnya memang pindah tapi masih di pinggir kalimalang juga. Sedikit geser aja dari tempat lamanya.
Tempat yang baru ini lebih enak. Baik dari tempat parkirknya. Sampai tempat makannya. Karena yang sekarang lebih luas dan enggak terlalu gerah.
Buat yang lagi mampir ke daerah Halim Jakarta. Silakan mampir ke sini :
Kalau teman-teman lebih suka Sate Ayam atau Sate Kambing?