Traveling Dadakan Lancar Dengan Layanan Traveloka
Punya pengalaman traveling paling berkesan selama hidup yang enggak akan pernah bisa dilupakan? Yang paling membuat saya teringat selalu karena bukan saja berkesan, tapi juga menjadi pengalaman yang mendebarkan yaitu ketika Bulan Ramadan tahun 2014 silam. Beberapa hari sebelum bulan puasa tiba, saya mendengar kabar bahwa Mamah sakit. Meski tinggal di daerah yang sama, namun sedikit berjauhan, ini sedikit menyulitkan karena saat itu saya tidak bisa menetap untuk merawat Mamah. Diagnosa awal dari beberapa dokter, baik rumah sakit maupun klinik, mengatakan bahwa Mamah menderita osteoporosis.
Sebenarnya ini cukup mengejutkan, karena Mamah termasuk pecinta susu dan tiada hari tanpa meminum susu. Namun, saat itu kami semua mencoba pasrah dan menerima dengan baik. Apakah ada obat? Ada, yaitu penghilang rasa sakit yang justru tidak juga membawa sedikit perubahan. Pada bagian panggul sebelah kiri, Mamah merasakan nyeri yang teramat sangat. Juga, nafsu makannya yang menurun drastis. Sangat drastis.
Keputusan Yang Berat
Setelahnya, diputuskan agar Mamah berangkat ke Surabaya. Karena kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk tetap tinggal di Bekasi. Dan satu hari sebelum puasa Ramadan, Mamah berangkat ke Surabaya. Sampai di sana, ternnyata rasa nyeri di bagian sebelah kiri diakibatkan ovarium-nya tidak berada di tempatnya. Tidak hanya itu, ternyata juga ada hal lain yang tidak disadari dan baru saja terlihat ketika operasi sedang berlangsung. Yaitu Kanker Getah Bening stadium IV.
Kondisi tersebut yang membuat tubuh Mamah drop secara drastis. Setelah operasi berjalan, saat itu saya tidak bisa ikut serta menemani Mamah, informasi yang sampai bahwa Mamah dalam kondisi kritis. Semua saudara, tetangga dan kerabat Mamah berbondong-bondong untuk menentukan waktu yang tepat menjenguk Mamah. Tapi, memasuki minggu kedua bulan puasa, tepat jam sembilan malam. Saya diminta untuk berangkat ke Surabaya bersama cucunya Mamah. Beberapa mengatakan, "siapa tau ini pertemuan terakhir."
Malam itu, usai berbincang melalui telpon, saya memutuskan untuk berangkat dengan penerbangan pertama. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.13 malam, saya bergegas untuk mengecek jadwal penerbangan pertama. Tapi, meski terburu-buru, saya tetap mencari penerbangan dengan harga yang murah. Saya langsung memeriksa jadwal penerbangan melalui website Traveloka. Melalui hasil pencarian, saya mendapati penerbangan pertama yaitu pesawat Ci** **nk. Segera saja saya pesan, padahal saat itu sudah masuk pukul 11.30 malam.
Karena kondisi sedang panik, harus memesan tiket, juga belum menyiapkan pakaian untuk pergi. Plus, pikiran tentang, "mau naik apa menuju bandara nanti?" Selama proses input nama untuk pemesanan tiket, saya beberapa kali salah ketik. Sampai akhirnya, selesai dan dalam proses pembayaran dengan kartu kredit. Tapi, setelah menunggu selama beberapa detik, ternyata pembayaran yang saya lakukan mengalami kendala. Tiba-tiba saja ada pesan masuk ke handphone saya bahwa kartu kredit saya diblok.
Seketika saya kebingungan, sementara saya harus memesan tiket malam itu. Tidak bisa nanti atau tunggu besok. Rasanya ingin menangis, tapi kebingungan yang terlalu mendominasi membuat saya lupa. Akhirnya saya memutuskan untuk menelpon customer services Traveloka. Dan saat itu di laptop saya sudah menunjukkan jam 11 lewat 30 menit, malam hari.
Pelayanan Customer Services Traveloka
Pada nada tunggu ke dua, telpon saya diangkat oleh bagian pelayanan pelanggan. Saya kemudian mengadukan bagaimana kendala yang saya alami ini, serta seluruh informasi terkait pemesanan. Terdengar dari ujung telpon, bahwa saya diminta untuk menunggu sebentar. Setelah menunggu entah berapa detik, saya tidak tahu tapi tidak lama setelah saya mengiyakan untuk menunggu, pihak CS Traveloka memastikan bahwa dana dari kartu kredit saya aman, hanya saja sistem pembayaran saja yang tidak bisa merespon karena sudah memasuki waktu rawan dalam transaksi perbank-an.
Pihak CS Traveloka meminta saya untuk kembali melakukan pembayaran selepas pukul 12 malam. Karena memang sistem perbank-an ketika memasuki waktu dari jam 11 malam sampai jam setengah satu dini hari, merupakan jam-jam rawan. Rawan transaksinya tidak sukses. Dan bagi saya itu sangat wajar sekali.
Transaksi pembelian tiket pesawat malam itu berhasil. Saya bisa berangkat dengan penerbangan pertama. Bahkan pihak CS Traveloka benar-benar membantu saya dalam hal pembayaran ini, sampai ketika proses berhasil pihak CS Traveloka juga tetap menelpon saya untuk memberi informasi bahwa tiket pesanan saya sudah berhasil dan keterangan penerbangan serta detil rinci informasi sudah otomatis terkirim ke alamat email dan masuk ke notifikasi sms nomor telpon saya.
Pengalaman Salah Input
Ternyata pengalaman 'keruwetan' pikiran saat melakukan transaksi tidak hanya sampai di situ. Saya sudah sampai di Surabaya dan diminta untuk memesankan tiket untuk kakak saya yang ternyata belum booking tiket sama sekali. Dalam kondisi sedang panik, karena melihat bagaimana keadaan Mamah di ruang ICU, membuat otak saya tidak bekerja dengan maksimal. Sehingga ketika memesankan tiket untuk kakak saya, saya justru melakukan kesalahan dalam input nama.
Seharusnya, jika terjadi hal demikian, customer diwajibkan untuk melakukan verifikasi langsung ke maskapai terkait. Tapi, saya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, di ruang tunggu ICU saya mencoba untuk menelpon CS Traveloka, berharap Mbak yang semalam sudah saya bikin repot tidak bosan. Meski memang bukan Mbak CS semalam yang mengangkat telpon saya, tapi dengan keramahan yang membuat panik saya berkurang, mereka menjelaskan, "kalau hanya kesalahan satu huruf, masih tidak apa-apa, Bu. Jangan lupa untuk membawa KTP saja, untuk verifikasinya."
Penjelasan seperti itu membuat saya sedikit lega, karena saya tidak perlu mempersulit kakak saya yang justru sudah berada di perjalanan menuju bandara. Coba saja dibayangkan, bagaimana mungkin saya tidak panik, karena saya harus bisa memesan tiket meski saat itu kakak saya sudah di perjalanan menuju bandara. Jadi, kisah ini membuat saya belajar untuk menenangkan diri ketika tidak ada orang lain yang bisa membantu untuk membuat kita tenang.
Kelebihan Traveloka
1. Ramah
Ini sudah tentu wajib sekali dimiliki oleh setiap pegawai yang bekerja menjadi Customer Services. Karena, menurut saya CS adalah pintu antara pelanggan dengan pihak perusahaan penyedia. Kalau CSnya hanya bisa memberi jawaban, "ini kesalahan sistem.", tanpa memberikan solusi bagi pelanggan, sudah tentu saya pribadi tidak akan menggunakan layanan tersebut.
Tapi, meski saya menelpon dan panjang kali lebar berbicara dengan pihak CS, mereka tetap melayani saya dengan sangat ramah. Tidak ada nada tersindir atau bad mood ketika menghadapi pelanggan seperti saya ini.
2. Pelayanan 24 Jam
Kalau saja pelayanan dari Traveloka tidak 24 jam, mungkin saya hanya bisa pasrah dan tidak bisa mengejar penerbangan pertama.
Dan hal yang membuat saya tidak kapok berlangganan di traveloka, yaitu pelayanan yang cepat. Tidak lama dalam mengangkat telpon dari customer, sehingga saya sebagai pelanggan tidak menunggu terlalu lama untuk bisa berbicara langsung, serta sangat responsif.
3. Kemudahan dalam proses Refund
Kalau ini cerita dari Kakak saya yang batal menggunakan tiketnya. Setelah menelpon ke pihak traveloka, mereka meminta kakak saya untuk melakukan input data melalui website. Belum lagi, proses Refundnya bisa langsung dilakukan melalui menu pada websitenya, jadi mudah banget, tidak perlu datang langsung ke tempat maskapainya.
4. Reschedule
Ketika salah jadwal, dari pihak traveloka juga sudah menyediakan fasilitas Reschedule. Dan permasalahan ini juga sudah saya alami. Kalau mau bukti, bahwa saya itu orangnya panikan dan bisa membawa kesulitan buat diri sendiri, sudah dibuktikan. Ketergesaan dan serba dadakan membuat saya salah dalam melakukan input tanggal, sehingga mau tidak mau saya kembali menelpon pihak pelayanan. Dan, akhirnya bisa diselesaikan dengan sangat baik.
5. Responsive
Tetap responsive meski saya melakukan pelayanan pengaduan melalui Live Chat. Berhubung saat itu entah kenapa informasi pesanan saya belum juga masuk notifikasinya ke nomor telpon saya, sehingga saya langsung saja menggunakan fitur Live Chat di websitenya. Di situ saya tahu, kalau pelayanan pengaduan meski melalui fitur Live Chat juga tetap cepat. Bahkan saya cukup menunggu sebentar saja, dan langsung selesai.
Berikut ini saya sertakan informasi terkait Layanan CS Traveloka, barangkali ada yang membutuhkan :
Traveloka.com
Telpon (Indonesia) : 0804-1500-308
Email : cs@traveloka.com
Facebook : facebook.com/Traveloka
Twitter : twitter.com/Traveloka
Operation and Customer
Grand Slipi Tower Lt. 39
Jl. S. Parman Kav 22-24
Jakarta Barat 11480
Indonesia
Penutup
Sebenarnya saya lebih senang jika bepergian dilakukan dengan susunan yang terencana. Tapi, banyak hal yang membuat saya sering sekali melakukan perjalanan dadakan. Yang justru kalau dadakannya tidak membuat saya panik, mungkin tidak masalah.
Tapi, masalah itu datang ketika saya panik. Dan ini merupakan hal yang kemudian hari membuat saya belajar untuk mengatasi kepanikan saya sendiri. Betul, butuh perjuangan juga untuk tetap calm down meski tengah menghadapi situasi darurat.
Meski belum sepenuhnya sukses mengatasi rasa panik, tapi kisah di atas membuat saya kembali tersenyum dan mengingat, bahwa Allah Maha Kuasa atas segala. Setelah dua kali menghadapi kondisi kritis selama 4 bulan penuh. Mamah dinyatakan sembuh dari Kanker. Seperti pesan dari seorang survivor kanker juga, bahwa Kanker adalah anugrah, bukan aib, karena tidak semua orang diberi rasa sakit hebat seperti Kanker.
Tidak semua orang dihadapi pada rasa mual ketika kemoterapi. Tapi, anugrah tersebut adalah sesuatu yang membuat manusia menjadi istimewa, istimewa karena tetap bertahan dan berusaha sesuai kemampuannya. Tetap juga bersyukur dengan kondisi apapun. Inilah keistimewaan itu, yang membuat saya juga belajar.
Punya pengalaman yang berhubungan dengan ketergesaan seperti saya? Atau justru melakukan perjalanan dadakan? Silakan bagi yang ingin membagikan ceritanya melalui kolom komentar, terima kasih.