Ini adalah kisahku beberapa tahun lalu sebelum pandemi. Dan kembali teringat karena sempat ribet mencari tiket untuk adik pulang ke Bekasi. Teringat masa ketika Ibu masih ada. Dan saat ini justru adikku sedang sibuk mengurus skripsi. Jadi, sering bolak-balik Malang - Bekasi. Semua terbantu oleh aplikasi Traveloka.
Kisah pengalamanku berjibaku mencari tiket kereta. Sepertinya akan terulang kembali kalau kondisi sudah kondusif, ya. Apalagi sebentar lagi masuk bulan puasa di sekitar bulan Maret nanti. Bertepatan dengan jadwal wisuda adikku.
And the story begins....
Jadi, beberapa waktu sebelum puasa. Sudah sempat direncanakan dengan bulat tanpa niat untuk dibatalkan, kalau kami sekeluarga ingin lebaran di Malang. Mengingat adikku kuliah di sana. Kemudian, liburannya tidak begitu lama karena beberapa hari setelah lebaran dia harus masuk karena ujian.
Mendengar penuturan adikku ini, alhasil aku sudah harus putar otak. Karena, ibu dan bapak benar-benar ingin lebaran bersama anak-anaknya. Siapa sih yang bisa tega, anaknya enggak pulang ke rumah karena liburannya sebentar? Tentunya, segala cara harus dilakukan agar tetap bisa lebaran bersama. Sebab itulah, sempat rencana itu dimatangkan, untuk lebaran di Malang. Namun, harus dibatalkan mengingat lebaran nanti, insya allah, keluarga besar akan berkumpul di rumah.
Sekarang, aku yang harus menghadapi dilema yang cukup membingungkan. Karena, tiket lebaran tentu sudah banyak yang habis. Sudah bukan rahasia lagi tentunya. Meski ada informasi akan diberikan gerbong tambahan, tapi tetap saja ada rasa was-was menyertai. Kali ini aku ingin bercerita mengenai Pertolongan Pertama saat booking tiket bus online, saat tiket kereta api banyak yang habis.
Berburu Tiket Kereta Api Dadakan
Rasanya, seperti mencari jarum di antara jerami. Mencari tiket kereta api ekonomi yang murah dan tersedia selama mendekati hari raya Idul Fitri. Karena, faktanya, memang sudah banyak yang tidak tersisa. Padahal yang aku incar itu kereta api dari Malang ke Bekasi. Tetap saja, saat mencarinya membutuhkan waktu yang tidak bisa hanya sehari.
Saya tidak bohong, loh. Jadi, di beberapa hari saat keputusan itu sudah bulat. Akhirnya aku mencari tiket untuk adikku balik ke Bekasi. Bagaimana caranya, harus aku lakukan dan usahakan. Maklum, tuntutan anak pertama, beginilah adanya. Hari pertama, hasil pencarian gagal. Tersisa tinggal tiket kereta api eksekutif yang harganya cukup bisa membuatku berpikir ulang.
Hari kedua, aku sempat ketemu satu kursi kereta api ekonomi. Namun, saat hendak memesan, ternyata keduluan dengan pemesan lainnya. Inilah suka duka beli tiket online, tidak tampak berapa orang yang mengantri. Tapi, tiba-tiba saja bisa seperti rebutan dengan makhluk tak tampak, hehe.
Masuk ke hari ketiga, aku sudah menyiapkan data yang tinggal di copy-paste. Mengingat waktu yang disediakan bisa saja sedemikian sempit. Bisa jadi, beda beberapa mili detik memengaruhi kesempatanku bisa mendapat tiket kereta api ekonomi untuk satu orang. Jadi, setelah mempersiapkan diri juga siap jaringan yang stabil. Akhirnya aku berburu, malam itu juga.
Hasilnya? Allhamdulillah, bisa dapat tiket dengan harga yang cukup lumayan. Meski tak perlu memilih tempat duduk karena yang tersisa hanya satu kursi saja. Jadi, tugas pertamaku selesai.
Waktunya Kembali Berjibaku Mencari Tiket Balik
Ini yang susah. Masalahnya, adikku sudah harus sampai di Malang bahkan di hari ke tiga atau empat sesudah lebaran. Repot! Karena, aku tahu tiket balik itu sudah bisa dipastikan habis. Meski ada gerbong tambahan pun, tentu sudah banyak yang rebutan mengantri. Bayangkan saja, bagaimana aku harus mengantisipasi ini? Mengingat adikku harus mengikuti ujian.
Pengalaman kerepotan ini memang baru aku rasakan tahun ini. Mengingat, keluarga besar mayoritas tinggal di Bekasi atau Jakarta. Jadi, tidak pernah ada kehebohan membeli tiket mudik selama Lebaran. Jadi, ini benar-benar usaha yang tidak bisa diceritakan dengan satu kali duduk, sepertinya.
Permasalahannya adalah jadwal libur atau jadwal ujian adikku ini kadang bisa meleset. Tidak tentu kapan bisa libur, kapan harus kembali. Itulah yang membuatku susah untuk memintanya mempersiapkan tiket sebelum bulan puasa tiba. Apalagi, sekarang tiket pesawat sudah sangat-sangat menguras kantong. Jadi, aku lebih memilih transportasi darat.
Mencari tiket untuk kembali ke tempat aktivitas. Selain sulit, harus memutar otak sambil mencari solusi lain. Karena, tiket kereta api sudah banyak yang habis. Mau tak mau, aku harus bisa langsung mencari transportasi lain, yaitu BUS.
Pesan Bus Online Untuk Balik Ke Perantauan
Sempat aku menanyakan perihal cara memesan tiket pada kakakku. Beliau sudah terbiasa pulang kampung ke Madura dengan bus. Katanya, lebih efisien, tanpa harus bergonta-ganti alat transportasi. Cukup duduk manis dan bisa langsung sampai tepat di depan rumahnya.
Dari pengalamannya, beliau mengatakan untuk memesannya tiga hari sebelum lebaran. Terkadang, harganya bisa murah atau bahkan mahal. Tergantung penyedia layanan busnya. Ini yang sempat membuatku hampir ingin menyerah. Masalahnya, bagaimana kalau nanti satu tiket kursi di bus, dihargai sampai jutaan? Kalau sampai begitu, lebih baik aku memilih transportasi udara.
Saat kekalutan inilah, akhirnya aku baru menyadari kalau di Traveloka kita bisa memesan tiket bus secara online. Ini fitur yang benar-benar baru buatku. Karena, selama ini yang aku tahu, Traveloka lebih identik dengan tiket pemesanan kereta api, pesawat, hotel sampai shuttle bus untuk ke bandara. Tapi, ternyata sudah ada layanan untuk membeli tiket bus online. Dan ini benar-benar jawaban yang menenangkan sekaligus melegakan buatku.
Karena, aku bisa langsung mendapat satu kursi tanpa harus menjalani debat kusir mengenai masalah harga. Setidaknya, tugasku tuntas sudah. Tinggal menunggu adikku kembali dari Malang.
Beberapa Keunggulan Memesan Tiket Bus Online
Ini hal yang aku rasa harus diketahui sebelum membeli tiket atau memutuskan untuk memesan tiket. Selain memilih jenis transportasi yang ingin digunakan. Tentu, tempat membeli dan cara pembayarannya pun tidak boleh dikesampingkan.
1.Harga Special Tanpa Debat Panjang
Maksudnya harga spesial, karena aku dapat tiket busnya itu seharga Rp 408.500 sementara harga normalnya Rp 430.000. Di sini, buat saya lebih adil, karena informasi mengenai harga tiket sudah transparan. Tidak bergantung pada kemauan si penyedia bus. Jadi, tidak perlu lagi khawatir harus mengalami tawar-menawar yang bagaikan debat kusir.
2.Informasinya Jelas
Baik itu jam keberangkatan sampai perkiraan sampai. Bahkan sampai ada informasi rute busnya. Mereka melewati kota mana saja, sehingga orang di rumah tidak begitu khawatir.
3.Armadanya Banyak
Jadi, kita tidak perlu takut kalau nanti kehabisan tiket bus. Karena, di sini Traveloka menyediakan armada bus yang cukup banyak. Ada dari Gajah Mungkur, Primajasa sampai bus Gunung Harta pun ada.
4.Ada Fitur Pencarian Lengkap
Kalau memesan tiket online, tentu kita membutuhkan juga fitur pencarian yang bisa memberi kemudahan. Nah, di sini enaknya ada fitur buat mencari armada apa yang kita butuhkan dan membuat kita nyaman. Kemudian, fasilitas apa yang dibutuhkan, apakah butuh bis yang ada toiletnya? Atau ingin memilih tempat Drop Pointnya.
Kalau di Bekasi jurusan ke Malang, rata-rata bekerjasama dengan Pahala Kencana. Jadi, titik pertemuannya ada yang di Pekayon, Bulak Kapal atau di Cikarang.
5.Jenis Pembayaran Yang Lengkap
Kalau membeli tiket bus langsung di tempat. Biasanya memang kita diharuskan menggunakan sistem pembayaran tunai. Dengan harga yang terkadang tidak menentu, tentu akan kurang efisien terlebih kalau lokasinya jauh dari ATM. Karena itu, saya merasa kalau pemesanan di Traveloka ini lebih memberi kemudahan. Sebab, menerima sistem pembayaran yang lebih banyak.
Dari pembayaran melalui transfer antar-bank, melalui atm sampai bayar di Alfamart juga bisa. Lebih memberikan kemudahan untuk calon penumpang.
Penutup
Akhirnya, drama mencari tiket pulang-pergi selama libur Lebaran itu terlewati juga dan bukan perkara mudah. Sebagai orang yang tidak punya kampung halaman aka lahir dan besar di Bekasi. Saya tidak pernah merasakan harus jungkir balik mencari tiket saat Lebaran tiba. Jadi, ini pengalaman pertama yang sangat berharga untukku.
Dari pengalaman ini, aku jadi berpikir. Kira-kira, bagaimana para mahasiswa, pelajar, pekerja yang tinggal perantauan mengatasi kesulitan mereka saat hendak menentukan kapan tepatnya bisa pulang ke kampung halaman. Dan, kapan harus kembali lagi. Karena, aku juga ingin mendapat pengalaman yang siapa tahu bisa membantuku saat menghadapi keribetan seperti bulan ini.
Bagaimana, ada tips khusus menyiasati membeli tiket pulang-pergi saat lebaran? Dengan kondisi libur lebaran dan kapan harus kembalinya masih belum bisa dipastikan? Silakan bagikan pengalaman atau tips Anda di kolom komentar. Karena, pengalaman atau pendapat pembaca sangat berharga untukku.