Peta Digital Dari Badan Informasi Geospasial
Dahulu, orang banyak menggunakan peta yang tergambar di atas sebuah kertas sebagai penunjuk jalan kala bepergian. Dengan berpatokan pada peta tersebut, mereka mencari jalan-jalan yang harus dilalui demi mencapai satu tujuan. Tentunya alamat yang lengkap harus mereka tahu, kalau tidak, bisa saja mereka kesasar di jalan akibat tidak mengetahui letak lokasinya dengan baik.
Namun seiring perkembangan zaman dimana kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Saat ini penggunaan peta sudah mulai canggih, bisa digunakan di smartphone bahkan dengan kemampuan memberikan alternatif jalan jika terjadi kemacetan. Layaknya asisten pribadi yang bisa diandalkan, sudah banyak orang yang bergantung pada aplikasi peta digital ini untuk membantu mereka menuju sebuah tempat atau lokasi tertentu.
Karena manfaat dari peta digital yang banyak inilah, tidak heran jika banyak orang yang menaruh harapan agar aplikasi ini tidak membuat susah orang lain alias memberikan arahan yang salah, tapi justru menjadi asisten perjalanan yang bisa diandalkan.
Perkembangan peta digital saat ini juga bukan main canggihnya. Dahulu, para pelajar belajar mengenal dunia dan lokasinya melalui bola dunia yang sering disebut globe. Saat ini globe atau bola dunia bahkan lebih canggih, karena selain menampilkan peta-peta melalui aplikasi bola dunia digital, aplikasi ini bahkan bisa menyorot secara langsung daerah-daerah bersangkutan. Layaknya berjalan-jalan di wilayah itu namun melalui koneksi internet.
Kecanggihan teknologi seperti peta digital dan bola dunia digital sebenarnya tidak akan bisa digunakan secara akurat jika hanya mengandalkan satelit saja. Karena tentunya, satelit tidak bisa memberikan hasil yang akurat terkait daerah-daerah setempat hingga perbatasan antara wilayah satu dengan yang lainnya. Berkat kerjasama antara pengembang aplikasi peta dan bola dunia digital dengan sebuah badan khusus inilah akhirnya aplikasi ini semakin berkembang menjadi lebih baik.
Nah, apakah Anda tahu badan khusus apakah yang bisa memberikan hasil yang akurat? Mari berkenalan dengan badan khusus ini.
Berkenalan Dengan Geospasial Badan Khusus Pengukuran Dan Penggambaran Peta
Betul, nama badan khusus ini adalah Badan Informasi Geospasial (BIG). Badan khusus ini sebenarnya didirikan sejak masa pemerintahan Belanda. Dengan mengemban tugas sebagai badan yang khusus mengukur suatu wilayah serta pemetaan.
Dilansir dari website BIG (http://www.big.go.id/) [1] dijelaskan kisah lengkapnya sejarah perkembangan BIG ini. Ketika masih masa pemerintahan Belanda hingga pergantian nama berulang kali, sampai saat ini. Melewati beberapa pembentukan bagian-bagian dalam pemetaan dan informasi wilayah yang makmur demi menunjang pembangunan sosial, pada akhirnya sesuai keputusan presiden maka BIG dibentuk. Berdasarkan Keppres No. 63 tahun 1969 tanggal 17 Oktober 1969.
Ada dua hal yang menjadi pertimbangan pembentukannya, yaitu:
1. Perlu adanya koordinasi dalam kegiatan dan pelaksanaan tugas surta (survei dan pemetaan) sehingga dapat tercapai adanya effisiensi serta penghematan pengeluaran keuangan negara;
2. Terkait dengan itu, dalam rangka penertiban aparatur pemerintahan, dipandang perlu untuk meninjau kembali kedudukan tugas dan fungsi badan-badan yang melakukan kegiatan surta untuk dipersatukan dalam suatu badan koordinasi surta nasional.
Pemanfaatan Geospasial Dalam Kehidupan Di Era Digital
Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Dengan kelengkapan demikian inilah, informasi terkait ruang kebumian dapat membantu kehidupan manusoa, bukan saja untuk kepentingan penunjuk jalan saja tapi untuk penelitian yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau pengelolaan sumber daya alam.
Sebagai contoh dari berita yang dimuat di website CNNIndonesia [2] yaitu tentang Menteri Kelautan dan Perikanan di Indonesia yang sangat dikenal dengan baik yaitu Ibu Susi, dimana pada berita online tersebut ditulis bahwa beliau menggunakan data dan informasi Geospasial untuk menentukan garis wilayah laut Indonesia. Dengan begitu, batas wilayah penangkapan ikan dan kepemilikan dapat ditentukan dengan akurat sehingga jika terjadi pergeseran yang tidak diinginkan tetap bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan data dari BIG.
Bagi Anda yang mungkin pernah bertanya-tanya bagaimana penentuan batas kecamatan, desa bahkan kelurahan di sebuah tempat. Batas administratif ini juga ditangani oleh Badan Informasi Geospasial. Dengan mengukur terlebih dahulu sesuai prosedurnya, mana yang merupakan kawasan yang disebut desa, mana tempat yang disebut kecamatan hingga antar-bagian kota. Sehingga pengukuran ini bukan hanya berdasarkan perhitungan asal, tapi berdasarkan prosedur yang tepat guna.
Selain digunakan untuk menunjukkan informasi mengenai peta kelautan dan pengukuran batas administratif sebuah tempat, geospasial juga bisa bermanfaat bagi para pelajar. Para pelajar dapat mempelajari geografis Indonesia secara terperinci. Karena menyediakan juga informasi bangunan yang ada di sebuah kota, data ketinggian serta area-area mana saja yang merupakan lahan tutupan atau pemukiman.
Tentunya di era digital saat ini dimana berita hoax marak menjamur, banyak orang yang ragu jika membutuhkan data yang akurat. Namun, melalui Badan Informasi Geospasial ini masyarakat dapat mengakses informasi tentang banyak hal melalui website BIG secara langsung. Dengan begitu, data tersebut berstatus valid karena berdasarkan penelitian langsung tim geospasial Indonesia.
Referensi :
[1]. BIG Website http://www.big.go.id/sejarah/ - Diakses pada 7 September 2017
[2]. CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150327115047-92-42319/geospasial-jurus-anyar-menteri-susi-berantas-illegal-fishing/ - Diakses pada 7 September 2017