#LifeYourWay Caraku Mewujudkan Impian Traveling Bareng Traveloka
"Pengen banget deh ke Lawang Sewu."
"Ngapain? Cuma gedung gitu doang. Ngga menarik!"
"Tapi, pengen banget. Sekalian foto-foto di sana."
"Ngga usah, ngapain, iseng banget."
Percakapan selesai sampai di situ. Aku memilih untuk diam demi meredam pertanyaan yang bertubi-tubi datang, "kenapa ga boleh?" "kenapa dibilang iseng?" Dan ribuan kenapa lainnya yang masih menggantung.
Itu terjadi jauh sebelum pandemi hadir. Percakapan yang membuatku banyak berpikir tentang tempat-tempat yang ingin aku kunjungi. Berpikir, bagaimana caranya agar bisa menjejakkan kaki di sana tanpa harus terlibat perdebatan yang melelahkan.
Setiap kita, tentu punya tempat yang ingin dikunjungi. Mau itu museum, tempat wisata maupun tempat bersejarah lainnya. Atau tempat yang menyimpan banyak kenangan. Apapun tempat tersebut sebenarnya adalah hak individu manapun untuk menjadikannya tempat impian untuk didatangi.
Percakapan beberapa tahun lalu sempat membuatku patah arang. Namun, dalam memupuk impian, aku memang termasuk keras kepala. Kali ini, aku ingin berbagi pengalaman yang mungkin bermanfaat bagi pembaca yang juga memiliki pengalaman yang sama.
Sebelum melanjutkan, sebaiknya pastikan bahwa impian-impian yang dimiliki, tercatat rapi. Mau itu dicatat di tempat yang terlihat maupun tersembunyi. Sebab, ini akan menentukan hasilnya.
Tips Memupuk Impian Traveling Agar Bisa Terwujud
1. Berdoa Kepada Allah dan Mendekat Kepada yang Menciptakan Tempat Tersebut
Nothing is impossible for Allah. Demikian kutipan yang aku dapat dari ceramah Nouman Khan. Seorang ulama yang banyak mengisi ceramah tentang kehidupan. Dari ceramah tersebut, aku mulai menyebutkan traveling sebagai bagian dari doaku.
Menurut ustadz Adi Hidayat, "termasuk bagian dari keseriusan yaitu sebuah doa yang disebut berulang-ulang setiap waktu." Doa untuk bisa mengunjungi tempat-tempat impian sudah aku masukkan dan kemudian aku mulai panjatkan setiap hari sejak saat itu.
2. Jangan Berputus Asa Tetap Tulis Impian dan Jangan Pernah Dihapus
Setiap impian yang menjadi doa untuk disebut setiap saat, tentu akan memiliki hasil berbeda. Bisa saja doa tersebut 'tampaknya tidak terkabul' karena Allah lebih tahu mana doa yang sedang kita butuhkan. Boleh jadi juga, tempat yang kita impikan tidak terwujud oleh sebab tempat itu bisa saja tidak baik untuk kita datangi.
Ketika berdoa, ada satu syarat yang aku tahu dari ceramah ustadz lain yaitu untuk tidak menyerah dengan doa-doa kita. Dan terus berpikiran baik bahwa doa kita pasti akan dikabulkan. Itulah yang aku usahakan ketika itu hingga saat ini, demi doa yang bisa terkabul dengan izinNya dan dengan caraNya.
3. Let it Go dan Jalani Kehidupan Dengan Optimis
Waktu pertama kali belajar tentang manifestasi impian bersama mentor, kak Tresnany Moon. Ada satu hal yang sempat terabaikan olehku yaitu memaafkan percakapan yang pernah terjadi dan let it go. Karena, menurut kak Tres, dalam manifestasi impian, sering kali emosi yang masih terpendam menjadi batu penghalang untuk kita meraih mimpi.
Selama menjalani dan belajar tentang manifestasi impian ini, aku banyak melihat relasi dari kegiatan tersebut dengan syariat islam. Semua sejalan seperti menuju satu tempat, seperti berpikiran positif dan optimis bahwa impian terwujud. Serta, berpikiran positif juga terhadap Allah dan kehidupan yang dijalani.
Sejak saat itu, aku mulai meyakini bahwa hal yang tak mengenakkan sebelumnya terjadi atas izin Allah. Tapi, itu terjadi bukan tanpa sebab, karena setelah kejadian tersebut aku dituntun untuk menjadi seorang pemimpi yang optimis.
Satu-persatu Impian Terwujud : Main ke Semarang dan Berkunjung ke Lawang Sewu
Aku memiliki tante yang alhamdulillah masih sehat, tinggal di Semarang, tepatnya di Ungaran. Beberapa kali memang aku pernah mampir ke rumahnya, tapi selalu langsung pulang dan tidak sempat untuk berkunjung ke tempat lain di Semarang.
Namun, bulan Mei 2022 ini sangat berbeda. Aku dan adik-adikku, kami berkunjung ke rumah tante kami. Setelahnya, kami memutuskan untuk berkeliling Semarang. Berbeda karena ini adalah kunjungan pertama kami setelah Ibu dan Bapak meninggal dunia. Kunjungan yang kami niatkan untuk mempererat tali silaturahim dengan beliau. Sambil memohonkan pintu maaf untuk kedua orangtuaku.
Kunjungan kemarin memang terasa lebih emosional, sebab kami banyak menangis. Bukan saja karena mendulang kenangan manis bersama Ibu dan Bapak selama berinteraksi dengan tante dan keluarga. Tapi, juga karena wajah tante yang sangat mirip dengan Ibu. Membuat kami semakin merindukan beliau yang semoga dirahmati Allah.
Setelah asik menikmati waktu di sana, setelah solat jumat dan makan siang. Kami berpamitan. Kemudian, kami berkeliling Semarang ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi.
Pada perjalanan inilah, akhirnya aku berkesempatan mengunjungi Lawang Sewu. Ada perasaan yang bahagia dan rasa haru yang bercampur. Sebab, ini adalah tempat impian yang ingin aku kunjungi.
Memang benar ya, doa yang terwujud karena Allah ridho, akan terasa berbeda. Dan perbedaan ini membuatku menatap gedung Lawang Sewu dari luar pintu gerbang dengan takjub.
Iya, waktu itu kami harus menunggu sebentar di luar pagar karena adik-adikku kelupaan membawa masker. Padahal sudah aku ingatkan untuk jangan lepas masker karena kondisi belum aman 100%. Tapi, yasudahlah, toh waktu itu aku juga tidak mau memusingkannya. Karena, adik lelakiku berlari kembali ke tempat parkir yang berada di luar gedung, di samping gedung tepatnya di sebelah sungai. Untuk mengambil masker.
Setelah mengenakan masker kemudian memindai kode QR Peduli Lindungi. Akhirnya, kami bisa masuk. Di Lawang Sewu, kami menggunakan jasa tour guide dengan harga yang cukup murah. Alasannya, biar kami tidak tersasar dan agar bisa mendapat banyak penjelasan yang lebih terarah.
Menapaki tangga dan memasuki ruangan demi ruangan membuat dadaku terasa lapang. Satu impianku terwujud dan menjadikanku semakin optimis kalau aku bisa #LifeYourWay atas izinNya.
Beberapa ruangan di lantai bawah di bagian gedung sebelah kanan, terdapat banyak benda bersejarah. Baik itu cerita tentang kereta api sampai peninggalan-peninggalan zaman kolonial Belanda.
Sambil mendengarkan penjelasan bapak Tour Guide, aku menikmati pemandangan yang tersedia. Ada rel kereta, ada foto-foto yang merekam sejarah sampai menonton video yang disuguhkan tentang perkeretaapian Indonesia.
Lanjut memasuki bagian dari gedung yang lain, kami mulai berfoto-foto. Seperti biasa, no pict hoax katanya. Jadi, aku mengabadikan momen kunjungan dengan jeprat-jepret menggunakan kamera handphone.
Bagi pembaca yang punya keinginan berkunjung ke Lawang Sewu. Harus dipersiapkan untuk :
- Mengenakan pakaian yang nyaman. Sebab, di dalam gedung meski semua pintu terbuka, tetap saja bisa terasa gerah.
- Mengenakan alas kaki yang nyaman, aku sarankan pakai sepatu olahraga. Soalnya, lebih nyaman karena banyak naik turun tangga juga.
- Menyiapkan fisik, sebab berkunjung ke Lawang Sewu benar-benar olah fisik. Mengitari gedung yang cukup luas tersebut ditambah menaiki anak tangga yang banyak pastinya membutuhkan fisik yang kuat.
- Bawa air minum agar mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Soalnya, waktu ke sana, aku mendapati tubuhku banjir oleh keringat sehingga butuh asupan cairan yang banyak.
Memasuki setiap ruangan dengan lorong yang panjang dan sedikit sunyi. Membuat imajinasi liarku menari-nari. Waktu itu, desa penari sedang hits lagi. Sampai-sampai, aku merekam adikku berpose seperti penari di salah satu lorong. Tapi, justru berakibat kurang mengenakkan.
Entah karena pose adikku yang terlalu kurang pas saat foto. Atau karena memang kami terlalu ramai. Adikku terpleset di tangga saat turun, alhamdulillah tidak cedera. Dia mengatakan kalau seperti ada yang mendorongnya. Padahal aku berada tidak jauh di belakangnya, dan aku tidak melihat ada apapun.
Tapi, ya memang ya, saat mengunjungi tempat yang asing. Harus menjaga perilaku agar tidak membawa petaka bagi diri sendiri. Kemudian, kalau berpikir logis, bisa jadi memang adikku kelelahan setelah naik turun tangga menjamah setiap ruangan. Jujur, memang butuh fisik kuat dan stabil. Apalagi kalau jarang olahraga, duh, kerasa banget deh kurang optimalnya pas berkunjung ke sini.
Meski ada sedikit insiden kecil, tapi tidak mengubah keceriaan dan kegembiraan kami mengitari gedung Lawang Sewu. Asiknya menggunakan Tour Guide itu :
- Kita bisa tahu sejarah lebih banyak dan menambah wawasan.
- Mengetahui hal terkini terkait gedung Lawang Sewu.
- Diarahkan ke tempat-tempat yang aman soalnya waktu kunjungan kemarin, kami membawa keponakan sehingga diarahkan ke bagian-bagian yang penting saja.
- Orangnya bersedia memotret kami sekeluarga sehingga tidak perlu bergantian.
Setelah memutari semua ruangan di atas maupun di bawah. Baik itu di gedung bagian kanan maupun kiri. Tibalah kami di bagian terluar dekat pintu keluar. Di sana banyak orang duduk di atas rumput untuk beristirahat sejenak. Kami ikut sejenak duduk sambil meluruskan kaki yang mulai terasa seperti dikonde.
Sambil asik membicarakan akan kemana setelah itu. Soalnya, kami masih punya jatah berkeliling sampai waktu malam tiba. Adik iparku kemudian mengajak kami berkunjung ke cafe yang terletak di Semarang Atas.
Di sini pemandangannya maasya allah banget. Serius deh. Aku sangat menikmati pemandangan kota Semarang dari atas. Bahkan, bisa melihat batas pantai di kejauhan. Makanan yang disajikan juga cukup terjangkau harganya. Untuk rasanya? Tentunya enak sekali. Apalagi aku memesan wedang jahe sereh untuk mengembalikan stamina yang terkuras usai berkeliling di Lawang Sewu.
Setelah asik menghabiskan waktu di Semarang Atas. Kami kemudian bertolak menuju tempat penginapan yang berada dekat alun-alun Semarang. Usai olahraga mengitari gedung Lawang Sewu, memang paling nikmat mandi dan berganti baju. Sebab, tubuh terasa sangat tidak nyaman karena keringat deras. Dan setelah mandi, kami menikmati kasur yang empuk sambil bercerita tentang perjalanan tadi siang.
Impian Lain Terwujud : Menginap dan Masuk ke Dalam Hutan
Kisah di Lawang Sewu adalah salah satu impian yang terwujud. Impianku yang lain bisa terwujud adalah ingin sekali masuk dan menginap di hutan. Jujur saja, di Bekasi tidak ada hutan. Karena itu, aku penasaran sekali ingin merasakan masuk ke dalam hutan dan mungkin bisa menginap.
Aku percaya bahwa Allah tahu batas kemampuanku. Karena itu, ketika adikku mengajakku berkunjung ke rumah mertuanya di Malaganti. Aku ikut saja. Adikku mengatakan padaku bahwa tempatnya berada masuk di hutan.
Benar saja, perjalanan masuk menuju rumah mertuanya adikku ini melewati tempat yang tidak ada cahaya lampu. Gelap pekat dengan kontur jalan menanjak dan sedikit licin. Selama perjalanan kami banyak merapal doa, demi keselamatan pastinya. Sebab, beberapa kali ban mobil slip karena jalan yang tidak rata.
Setelah itu kami sampai di tempat yang disediakan khusus untuk parkir mobil. Dari tempat parkir, kami harus berjalan lagi menuju rumah yang tampak lebih terang karena sekitarnya tidak ada lampu. Bahkan, jalan dari parkiran ke rumah mertuanya adikku ini tidak ada lampu sama sekali. Alhamdulillah, malam itu cerah dan cahaya bulan yang menerangi jalan kami menapaki jalan setapak yang kecil dengan ekstra hati-hati.
Sesampainya di rumah Mamah (demikian aku memanggil ibu mertua adikku), tak berapa lama setelah bersih-bersih. Aku terlelap karena udara yang dingin meski tanpa pendingin ruangan. Disertai suara tonggeret yang mendominasi, tak ada suara kendaraan, tak ada suara mesin pendingin ataupun suara orang berbincang. Sunyi dan hanya orkestra alam yang mengiringi lelapku malam itu.
Ketika pagi datang, udara tidak semenggigil semalam. Tapi, jangan ditanya dengan airnya. Air yang jernih karena bersumber langsung dari gunung galunggung terasa sangat dingin. Untuk berwudhu saja bisa membuat sendi-sendi terasa menciut.
Maklum, orang Bekasi yang terbiasa cuaca panas. Bisa takut air kalau dihadapi air sejuk nan segar dan terasa dingin. Usai melaksanakan ibadah, sambil menunggu mentari terbit sempurna, aku menghabiskan waktu di dapur bersama Mamah.
Konsep dapurnya itu outdoor, jadi berada di luar rumah utama. Tapi, jujur saja, justru kegiatan memasak jadi lebih menyenangkan karena udara yang sejuk. Ditambah suara alam, seperti suara burung berkicau, suara grojokan air dari kejauhan sampai suara tonggeret yang tidak berhenti berbunyi.
Aku pernah menuliskan pengalamanku bermalam di sini dalam tulisan Hutanku Indonesia Menikmati Healing Di Hutan Cimedang. Inilah hutan Cimedang yang berada di daerah Malaganti Tasikmalaya. Tempatku menginap selama berada di dalam hutan.
Termasuk hutan lindung yang didalamnya hanya ada dua rumah yang ditempati. Satu rumah Mamah dan satunya lagi berada naik ke atas lagi. Itu adalah rumah tempat petugas yang mengurus listrik dan air. Namanya Mang Agus, dialah yang mengurus pengairan warga di kaki gunung. Mengatur pipa dari air gunung langsung ke rumah-rumah warga.
Usai sarapan, aku memutuskan untuk berjalan kaki menikmati hutan yang membuatku tenang. Pemandangan serba hijau ini mengingatkanku pada bucket lists berisi tempat-tempat lain yang ingin aku sambangi.
Sama seperti bermalam dan menghabiskan waktu di dalam hutan. Sebelumnya, keinginan ini sempat ditentang juga. Karena, dianggap terlalu aneh dan tidak lazim menghabiskan waktu di hutan. Namun, sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Karena itu, aku tidak akan berhenti bermimpi. Live my life with my own way dan juga #LifeYourWay.
Wujudkan Impian Traveling Sesuai Caraku dan Caramu #LifeYourWay Bersama Traveloka
Kalau ditanya, apakah aku tim gunung atau tim pantai? Jawabannya adalah tim gunung, tim sawah dan tim pemandangan hijau. Bukan berarti aku tidak suka pemandangan pantai. Aku suka, suka sekali dan ingin mengunjungi juga beberapa pantai di pulau jawa dalam jangka waktu dekat ini.
Tapi, bermalam di daerah alam pegunungan atau dekat sawah. Lebih sesuai dengan seleraku yang baru bisa tidur di suasana yang tenang.
Aku pernah bermalam di villa pantai Anyer sekitar tahun 2012. Waktu itu, aku masih bersikukuh bahwa aku 'anak pantai banget' karena senang bermain air. Padahal, waktu itu belum pernah bermalam di tempat yang dekat sekali dengan pantai dan laut.
Ketika bermalam di villa tersebut, aku mengalami keadaan panik setelah masuk ke fase deep sleep. Suara ombak pecah yang kencang itulah penyebab aku mengalami kepanikan. Ternyata, aku tidak terbiasa dan tidak bisa mendengar suara ombak yang demikian kencangnya. Dan baru kusadari, aku lebih baik mendengar suara tonggeret yang kencang tapi stabil untuk bisa terlelap tidur.
Karena kekurangan ini, aku akan memilih menginap di area jauh dari pantai jika nanti akan mengunjungi pantai di pulau Jawa atau di luar pulau Jawa. Agar aku bisa istirahat dengan tenang.
Selain pantai, ada juga beberapa tempat yang ingin aku sambangi. Semoga saja kesampaian juga. Dan tempat-tempat ini aku ketahui dari video reels dan foto beberapa fotografer. Tempat yang buatku seperti secui gambaran surga di dunia.
- Majalengka
Tempat impian yang ingin dikunjungi aku mulai dari tempat terdekat. Masih sesama daerah Jawa Barat. Beberapa spot daerah Majalengka ingin aku sambangi. Salah satunya adalah Kebun Teh Cipasung.
Gara-gara ingin juga bisa memotret dengan handphone ku, pemandangan pagi hari di perkebunan teh dari atas. Dengan sinar matahari yang terpecah seperti bilah pedang, menembus setiap sudut perkebunan membuat pemandangan menjadi semakin menenangkan.
Menikmati pemandangan alam sambil memotretnya demi merekam kenangan. Merupakan salah satu healing terbaikku. Sama seperti ketika aku memotret dari atas gunung bromo. That's my remedy. Sebuah cara melepas penat dan lelah dari hiruk pikuk dunia dengan merekamnya dari lensa ponselku.
Demikian juga keinginanku untuk menikmati pemandangan kebun teh Cipasung sambil mencari spot menikmati pemandangan Gunung Ciwaru.
Belum sampai kesana saja, sudah membuat hidung seperti menghirup wangi aroma tanah basah karena embun. Juga aroma dedaunan yang sedikit lembab. Wah, aku seperti sudah berada di Majalengka atas.
- Wonosobo
Kalau ditanya, "ke Wonosobo pasti mau ke dieng ya?" Jawaban awalnya, iya bener banget. Awal mula tahu Wonosobo itu ya karena ingin banget ke Dieng. Apalagi disebutkan kalau di Dieng bisa melihat salju, kalau cuacanya mendukung.
Tapi, justru ketika aku mencari informasi mengenai perjalanan ke Dieng. Aku disuguhi pemandangan yang maasya allah banget. Karena merupakan daerah pegunungan, beberapa jalan biasa, justru menyajikan pemandangan yang aduhai menenangkan hati.
Karena itu, Dieng tak lagi menjadi tujuan utamaku. Justru eksplorasi daerah Wonosobo yang membuatku ingin sekali ke sana. Sebab, aku penasaran dengan pemandangan pasar yang di sana bisa tampak juga gunung-gunung menjulang tinggi yang sangat gagah.
- Magelang
Dulu, sekitar tahun 2011, setelah Papah mertuaku wafat. Aku dan keluarga besar dari suamiku berkunjung ke Magelang. Ada adik Mamah mertua yang memang tinggal di sana. Aku dan kakak-kakak ipar serta suami dan Mamah berangkat ke sana mengendarai mobil.
Waktu itu belum ada tol seperti sekarang yang enak sekali. Dahulu, kami melewati jalur selatan demi menikmati pemandangan. Dan ketika sampai di Magelang kota, aku mendapati pemandangan gunung Merapi yang eksotis.
Kali ini, aku juga ingin ke sana lagi. Tapi, ke tempat-tempat pedesaannya demi mendapat hidden gem yang bisa menjadi tempat pelepas penat. Seperti postingan di Instagram yang lewat di beranda Instagramku ini. Pemandangan dari kaki Gunung Sumbing, sungguh membuatku ingin berlama-lama di sana.
Tempat impian yang ingin aku singgahi memang tampak sederhana. Wajar saja, jika dibandingkan dengan pilihan lain yang lazim seperti naik gunung, pergi ke tempat wisata alam sampai ke pantai. Lokasi pilihanku justru termasuk tempat biasa yang bukan tempat wisata.
Aku memang senang mencari hidden gem seperti tiga tempat di atas. Jauh-jauh dari Bekasi yang padat, aku membutuhkan tempat yang sunyi dan bisa kujadikan tempatku eksplorasi memotret ini dan itu dengan bebas.
Inilah caraku menikmati hidup. Dan caraku untuk bisa mensyukuri nikmat Allah, sambil memandangi ciptaanNya. Dengan cara ini pula aku selalu bersungguh-sungguh menjalani hidup dengan optimis. Meski terkadang kehidupan sering mengajakku seperti naik roller coaster, kadang bisa menukik tajam. Tapi, semua jadi tampak seru.
Mencatat Impian Tanpa Batas dan Wujudkan Bersama Traveloka
Kenapa harus Traveloka? Jawabannya sederhana, karena Traveloka sudah ada sejak dulu dan menjadi layanan traveling yang memuaskan serta menjawab beberapa pertanyaan pribadiku. Karena itu, aku rencanakan liburan di Traveloka.
Soalnya, kalau pesan tiket hotel, kereta, pesawat atau tiket wisata di Traveloka. Transaksinya sudah dipastikan aman. Data kita juga pastinya aman. Tak hanya itu, ada banyak promo yang cuma ada pas pesan melalui aplikasi atau website Traveloka.
Aku sering memesan tiket hotel atau guest house saat dalam perjalanan dan butuh tempat istirahat. Dan pesannya langsung dari website Traveloka. Enaknya, semua bisa terencana meskipun kita masih dalam perjalanan. Kalau semua bisa direncanakan dengan baik, perjalanan dan aktivitas juga terasa nyaman jadinya.
Seperti ketika aku ingin main ke Majalengka, aku sudah hunting terlebih dahulu tempat untuk menginapnya. Menurut kak Tres, mentor manifesting your dream, kalau mencatat impian itu lebih baik sampai sedetil mungkin. Sehingga, akan mudah untuk membentuk mindset dan doa yang sempurna untuk kita.
Jadi, biar totalitas tanpa batas, ya aku juga langsung mencari info mengenai penginapan di sekitar Majalengka atas. Berapa biaya per malamnya dan seperti apa fasilitasnya. Sudah aku kumpulkan ke dalam catatan pribadiku.
Semua informasi pencarian aku dapatkan dari Traveloka. Terutama untuk paket tour Dieng satu keluarga yang bisa juga dipesan melalui layanan aplikasi Traveloka. Yang pasti lebih enak terutama kalau ingin traveling bersama keluarga.
Ada juga satu tempat menginap yang aku masukkan ke bucket list, yaitu hotel Dafam Wonosobo. Sebelumnya, aku pernah menginap di Dafam Braga, Bandung. Dan fasilitas serta pelayanannya memuaskan. Jadi, aku memilih kembali hotel ini kalau nanti bisa ke Wonosobo.
Karena aku sudah mengalami sendiri, betapa impian dan doa harus selalu beriringan. Dan tidak ada yang tidak mungkin ketika kita ikhtiar mewujudkan impian melalui jalur langit. Alhasil, aku jadi tidak takut lagi bermimpi meski bagi manusia tampak mustahil.
Jadi, buat pembaca yang saat ini mungkin juga tengah menghadapi pengalaman yang sama. Jangan menyerah ya! Allah akan bantu kita mewujudkan impian kita asalkan kita selalu bergantung padaNya. Meskipun keinginan itu tampak sederhana atau justru seperti mustahil. Jangan berhenti, teruslah bermimpi, berdoa dan berusaha. Karena, di setiap doa tulus yang kita panjatkan, ada kasih sayang Allah yang mengucur deras buat kita.
Kalau nanti impian travelling-mu yang sesuai dengan caramu dan sesuai impianmu #LifeYourWay segera terwujud. Jangan lupa pesan tiket perjalanannya di Traveloka, ya.